Breaking News
Loading...
Kamis, 27 September 2012

Status Kentongan dan Jidor (Bedug) di Masjid

12.57

Salah satu adat masjid Nusantara adalah adanya kentongan dan jidor (bedug). fungsi kentongan dan bedug dalam masjid, kurang lebihnya adalah sebagai alat komunikasi ritual keagamaan atau media pemberitahuan akan datangnya waktu shalat sebelum adzan dikumandangkan. Bagaimanakah sejarah dan status kentongan dan bedug di masjid dalam pandangan fiqih?
 Sejarah budaya kentongan dan bedug atau biasanya disebut jidor sebenarnya berasal dari legenda Cheng Ho dari Cina, ketika Cheng Ho hendak pergi meninggalkan Indonesia seorang raja dari semarang mengatakan bahwa dirinya ingin mendengarkan suara bedug dari masjid, sejak itulah bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti halnya di negara China, Korea dan Jepang, yang memposisikan bedug di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan.
Mengenai budaya menabuh kentongan dan bedug atau jidor untuk memberitahukan telah datangnya waktu shalat lima waktu sebetulnya tidaklah bertentangan dengan ajaran islam, karena Rasulullah Muhammad saw, sendiri telah melakukan hal tersebut 14 abad silam, hal ini dijelaskan dalam kitab Muwatto’ al-Imam Malik kitab as-shalat bab ma jaa’a finnida’ lisshalat halaman 40 juz 1.
عَنْ يَحْيىَ بِنْ سَعِيْدٍ اَنَّهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ اَرَادَ أَنْ يَّتَّخِذَ خَشْبَتَيْنِ يَضْرَبُ بِهِمَا لِيَجْتَمِعَ النَّاسُ لِلصَّلاَةِ فَأُرِيَ عَبْدُاللهِ بْنِ زَيْدٍ َاْلأَنْصَارِيِّ خَشْبَتَيْنِ فِي النَّوْمِ , فَقَالَ اِنَّ هَاتَيْنِ لَنَحْوٌ مِمَّا يُرِيْدُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقِيْلَ أَلاَ تُؤَذِّنُ لِلصَّلاَةِ , فَأَتىَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِيْنَ اِسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ لَهُ ذٰلِكَ , فَأَمَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاْلأَذَانِ
). موطاء الامام مالك كتاب الصلاة باب ماجاء فى النداء للصلاة ص ٤٠ دار الكتب العلميه(
Dari Yahya bin Said berkata: Rasulullah hendak mengambil 2 kayu yang ditabuh dengan tujuan mengumpulkan orang-orang untuk melaksanakan shalat, lantas Abdullah bin Zaid al-Anshary memimpikan ke 2 kayu tersebut dalam tidurnya, lalu beliau berkata sesungguhnya 2 kayu tersebut seperti apa yang dikehendaki Rasulullah saw. Dikatakan “apakah kamu sekalian diundang untuk shalat? Kemudian ketika bangun aku showan kepada Rasulullah dan menceritakan hal tersebut kepada beliau, lalu Rasulullah memerintahkan adzan”.
(Al-Muwatha’, juz I:40) 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer