Salah satu adat masjid
Nusantara adalah adanya kentongan dan jidor (bedug). fungsi kentongan dan bedug
dalam masjid, kurang lebihnya adalah sebagai alat komunikasi ritual keagamaan
atau media pemberitahuan akan datangnya waktu shalat sebelum adzan
dikumandangkan. Bagaimanakah sejarah dan status kentongan dan bedug di masjid
dalam pandangan fiqih?
Sejarah budaya kentongan dan bedug atau
biasanya disebut jidor sebenarnya berasal dari legenda Cheng Ho dari Cina,
ketika Cheng Ho hendak pergi meninggalkan Indonesia seorang raja dari semarang
mengatakan bahwa dirinya ingin mendengarkan suara bedug dari masjid, sejak
itulah bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti halnya di negara
China, Korea dan Jepang, yang memposisikan bedug di kuil-kuil sebagai alat
komunikasi ritual keagamaan.
Mengenai budaya menabuh kentongan
dan bedug atau jidor untuk memberitahukan telah datangnya waktu shalat lima
waktu sebetulnya tidaklah bertentangan dengan ajaran islam, karena Rasulullah
Muhammad saw, sendiri telah melakukan hal tersebut 14 abad silam, hal ini
dijelaskan dalam kitab Muwatto’ al-Imam Malik kitab as-shalat bab ma jaa’a
finnida’ lisshalat halaman 40 juz 1.
عَنْ
يَحْيىَ بِنْ سَعِيْدٍ اَنَّهُ قَالَ : كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ اَرَادَ أَنْ يَّتَّخِذَ
خَشْبَتَيْنِ يَضْرَبُ بِهِمَا لِيَجْتَمِعَ النَّاسُ لِلصَّلاَةِ فَأُرِيَ
عَبْدُاللهِ بْنِ زَيْدٍ َاْلأَنْصَارِيِّ خَشْبَتَيْنِ فِي النَّوْمِ , فَقَالَ اِنَّ
هَاتَيْنِ لَنَحْوٌ مِمَّا يُرِيْدُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقِيْلَ أَلاَ تُؤَذِّنُ لِلصَّلاَةِ ,
فَأَتىَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله
ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِيْنَ اِسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ لَهُ ذٰلِكَ , فَأَمَرَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاْلأَذَانِ
). موطاء الامام
مالك كتاب الصلاة باب ماجاء فى النداء للصلاة ص ٤٠ دار الكتب العلميه(
Dari Yahya
bin Said berkata: Rasulullah hendak mengambil 2 kayu yang ditabuh dengan tujuan
mengumpulkan orang-orang untuk melaksanakan shalat, lantas Abdullah bin Zaid
al-Anshary memimpikan ke 2 kayu tersebut dalam tidurnya, lalu beliau berkata
sesungguhnya 2 kayu tersebut seperti apa yang dikehendaki Rasulullah saw.
Dikatakan “apakah kamu sekalian diundang untuk shalat? Kemudian ketika bangun
aku showan kepada Rasulullah dan menceritakan hal tersebut kepada beliau, lalu
Rasulullah memerintahkan adzan”.
(Al-Muwatha’, juz I:40)
0 komentar:
Posting Komentar