Batik
bakaran ini sudah eksis sejak zaman Majapahit pada abad 14 M yang lalu.
Ceritanya, seni tangan ini dikembangkan oleh sang abdi dalem dari keraton yang
bertugas merawat gedung pusaka yang mempunyai keahlian membatik untuk keperluan
gedung pusaka itu. ”Banoewati” adalah nama dari sang abdi dalem tersebut.
Sang
abdi ini bersama ketiga bersaudara (ki dalang, kidukut, ki truno) melarikan
menyelamatkan diri menyusuri pantai utara kearah barat atas desakan raja dan
prajuri karena saat itu seluruh warga keraton Majapahit dilarang memeluk Islam.
Dalam pelarian ini sampailah pada suatu daerah, yakni Juwana tepatnaya didesa
Bakaran. Didesa inilah nyii Banoewati atau nyai Sabirah – warga setempat
menyebutnya – tinggal dan mengembangkan keahlian membatiknya. Sehingga sampai
pada saat ini batik berkembang dibakaran dan sebagai ikon Pati.
BATIK BAKARAN SUDAH
TERPATENKAN
Batik
ini merupakan wujud ekspresi masyarakat pesisir pati. Sehingga corak motifnya
memperlihatkan karakter masyarakat. Tergolong ada 2 jenis motif batik bakaran,
yakni motif klassik dan motif terkini/ modern. Motif klassik adalah batik yang
motifnya abstrak dan berupa simbol-simbol yang mempunyai cerita unik dalam
pembuatannya. Batik klassiknya bakaran adalah berwarna antara hitam, putih dan
cokelat.
Yang
kedua motif modern yang ciri khasnya adalah motif aktual berupa bunga,
ikan,air, pohon dsb, yang warnanya bervariasi yang merupakan hasil inovasi
masyarakat. Yang menjadi khasnya lagi batik bakaran adalah motif “retak atau remek”.
Batik ini teknik perajinannya adalah sangat tradisional sekali, diantara teknik
dan prosesnya adalah nggirah, nyimplong, ngering, nerusi, nembok, medel,
mbironi, nyogo, dan nglorod.
Sekarang
ini batik bakaran sudah ada yang dipatenkan oleh Ditjen HAKI sebagi motif batik
milik pati. Terhitung semuanya berjumlah 17 motif yang terpatenkan. Ke17 motif
itu semuanya adalah motif klassik. Diantaranya adalah, motif blebak kopik,
rawan, liris, kopi pecah, truntum, gringsing, sidomukti, sidorukun, dan limaran,
dan lain sebagainya.
Sumber: http://batikindonesia.com/
0 komentar:
Posting Komentar